Cast: Wu Yi Fan (EXO) Hyuuga Sena (OC/You)
Rating: G
warning: Typo(s), gaje, OOC
Happy Reading
Hyuuga Sena. Gadis cantik yang dianugrahi tubuh yang
proporsional dengan tinggi diatas rata-rata dari wanita. Ia selalu mendapat
tawaran untuk menjadi artis atau model dari agensi ternama, tapi ia menolaknya.
Karena menurutnya itu terlalu beresiko. Kenapa? Karena sebenarnya ia adalah
buronan. Tidak. Ia tidak melakukan kejahatan. Ia merupakan buronan ayahnya. Ia
kabur dari Jepang karena Ia dijodohkan oleh ayahnya. Dan jadilah ia disini, di
Seoul. Berkuliah di salah satu universitas terkemuka di sana. Untuk menanggung
hidupnya, Ia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kopi.
Wu Yi Fan atau biasa disebut Kris, lelaki tampan
tanpa cacat sedikitpun. Berkepribadian dingin dan merupakan anak dari seorang
pengusaha ternama di Asia. Ia dijodohkan oleh ayahnya, tapi ia menolaknya
dengan alasan karena ia sudah memiliki kekasih. Pada kenyataannya ia berpacaran
saja belum pernah, apalagi memiliki kekasih! Bisa dibilang Kris sedang galau.
Jam 10 malam. Kris memakirkan mobilnya didepan
minimarket, berniat membeli kopi kalengan. Setelah ia mendapatkan apa yang
diinginkannya, ia segera menuju kekasir. Di depannya terlihat sena yang sedang
mengubek-ngubek tasnya, mencari dompet. Sena meletakkan handphonenya di sebelah
handphone kris yang sudah sejak tadi
menaruh handphonenya disitu. Kris mendengus.
“Biar aku saja yang membayar belanjaannya nona ini”
sela kris kemudian member kartu kreditnya.
Sena menatap kris sebentar. Tubuhnya sudah sangat
lelah karena ia bekerja lembur. “gomawo” ucap sena mengambil belanjaannya dan handphonenya. Setelah yakin sudah
selesai dengan urusannya kris juga pergi mengambil belanjaannya dan handphonenya kemudian berlari kecil
menuju mobilnya.
Sena menghempaskan tubuhnya ke sofa apartemennya
yang sederhana. Dia merasa sangat lelah, saat ia mulai memejamkan matanya. Handphonenya berbunyi menandakan jika
ada yang menelepon. Tanpa melihat siapa yang menelepon, Sena melepaskan baterai
handphone tersebut kemudian
memejamkan matanya untuk tidur.
Kris telah berada amabang pintu apartemen
sahabatnya, Park Chanyeol. Kris menekan bel. Kemudian munculah sosok pria yang
menampilkan senyum giginya yang menurut Kris cocok sekali untuk menjadi model
iklan pasta gigi.
“tadi aku meneleponmu tapi tidak kau angkat, saat
aku mencoba menelepon kembali tapi tidak aktif” ucap Chanyeol sembari
mempersilahkan Kris masuk. Kris yang mendengar hal itu hanya mengangkat sebelah
alisnya. “dari tadi tidak ada yang meneleponku” Kris melanjutkan “lagipula
handphoneku aktif” Kris mengeluarkan handphonenya
dari saku celananya. Kemudian mengeceknya untuk memastikan. Alis kris bertaut,
menandakan Ia sedang heran. Ia melihat kontak handphonenya, tapi sungguh
berbeda. Dia mencoba memastikannya lagi, mengecek galeri. Lagi-lagi ia
terkejut. Langsung terbesit sosok wanita yang tadi sempat ia tolong dikasir.
“Astaga” hanya itu yang mampu Kris ucapkan.
“ada apa
kris?” Chanyeol menatap bingung .Kris menyerahkan handphonenya, menunjukan galeri fotonya yang dipenuhi sosok yeoja
cantik dengan mata biru.
“wow, cantik sekali wanita ini. Siapa dia?” Tanya
Chanyeol antusias
“dia yeoja yang ada di minimarket tadi” jawab Kris
“wow, cepat sekali kau mendapatkan fotonya. Kulihat
galeri fotomu penuh foto wanita itu” Chanyeol tersenyum jahil
“bodoh” kris melanjutkan “ini pasti handphone wanita
itu”
“hah?” Chanyeol bertambah bingung. Akhirnya kris
menjelaskan kejadian diminimarket barusan. Chanyeol mengangguk memahami tetapi
matanya masih melihat foto wanita bermata biru itu.
“lalu bagaimana nasib handphone mu, kris?”
“entahlah, lebih baik besok pagi saja diurusnya. Lagi
pula pasti wanita itu sudah tidur, ini sudah malam dan besok aku ada kuliah
pagi” jawab Kris
ooOOoo
Sena bangun dari sofa yang semalam ditidurinya.
Meregangkan otot-ototnya lalu berjalan menuju jendela, membukanya perlahan. ‘pagi yang cerah’ batin Sena. Sadar jika
ia ada kuliah pagi, ia segera bergegas menuju kamar mandi. Setelah ia selesai
mandi dan berpakaian, Ia memasang baterai handphonenya
lalu mengaktifkannya. Kemudian Ia menuju ke kampusnya.
Jam kuliah pagi Kris sudah selesai, ia berniat untuk
menelepon handphone miliknya. Tapi tertahan karena handphonenya saat ini sedang
menelepon ke handphone yang berada ditangannya.
“yoboseyo” jawab Kris datar. Kemudian terjadi
percakapan antara Kris dan wanita diseberang sana. Setelah mencapai kesepakatan
diantara kedua belah pihak, Kris mematikan panggilan tersebut dan menuju ke
tempat yang telah disepakati.
Coffee Latte. Wanita itu yang menyarankan agar
bertemu disini. Ini juga merupakan tempat favorit Kris. Kris memasuki café
tersebut. Sungguh dia mempunyai karisma yang luar biasa, semua mata yang ada
disana tertuju padanya. Kris memperhatikan seisi café, berjalan menuju sebuah
bangku. Setelah dia memastikan wanita dihadapannya itu mirip dengan foto yang
ada di handphone tersebut ia tersenyum. ‘ternyata
lebih cantik dari yang di foto’ batin Kris
“sudah lama menunggu nona?” Tanya Kris. Mendudukan
dirinya di hadapan wanita itu
“tidak juga errr…”
“Wu Yi Fan. tapi kau bisa panggil aku Kris”
“oh…aku baru sampai Kris. Oiya, ini handphone mu.
Aku benar-benar minta maaf” jawab Sena dengan menyesal
“sudahlah, itu unsur ke-tidak-sengajaan bukan? Jika
boleh tau, Siapa nama mu nona?”
“Hyuuga Sena. Panggil saja aku Sena” jawab Sena
tersenyum ramah
“Hyuuga?” “Kau orang Jepang?”
Tanya Kris. Sena mengangguk. Kemudian terjadi obrolan panjang diantara mereka.
Tak terasa sejak siang sampai sore. Kris dan Sena pun mulai akrab. Tanpa sadar
Sena telah menceritakan bahwa Ia dijodohkan oleh ayahnya kepada Kris. Kris
sedikit terkejut dengan apa yang diceritakan Sena. Kris
mengalihkan pandangannya ke kopi yang ada dihadapannya. Tersenyum singkat
ketika sebuah pemikiran melintas di otaknya. Pemikiran yang sangat konyol. Tapi
mungkin itu satu-satunya cara agar ia tak dijodohkan oleh ayahnya. Bahkan gadis
yang ada dihadapannya pun juga ikut untung.
Kris kembali
menoleh ke arah Sena. "Hei, apa kau mau menikah denganku?"
ooOOoo
"Hei,
apa kau mau menikah denganku?"
Terlalu mendadak. Aku juga berpikir seperti itu. Aku bahkan
baru mengenal gadis ini beberapa jam. Dan entah apa yang mendorongku untuk
memintanya menikahiku begitu saja, tanpa pemikiran matang. Mungkin aku memang sudah
terlalu putus asa. Jadi, inilah pemikiran konyolku. Aku cukup puas dengan
pemikiranku ini. Setidaknya aku hanya akan mempertahankan pernikahan ini selama
dua tahun. Ayah pasti akan mempunyai dugaan ini adalah pernikahan berkedok,
jadi aku harus mempertahankannya cukup lama. Dua tahun.
Gadis di hadapanku ini menatapku horror dan shock.
"Kau Sakit?" ia balik bertanya dan menatapku
bingung.
“tidak” aku mendengus tertawa dan menggeleng
Sena
menatapku lebih bingung dari sebelumnya. "Lalu ajakan untuk menikah
tadi...?" Mata birunya membulat.
aku
menghela napas. "Sebenarnya alasannya agak rumit, Sena..."
Sena menyandarkan
tubuhnya "Jelaskan saja. Aku masih punya banyak waktu"
"Begini...
Sena" "Aku anak tunngal dari Keluarga yang sangat berpengaruh di
Asia. dan aku dijodohkan oleh ayahku oleh rekan bisinisnya. Tapi aku menolaknya
mentah-mentah. Tapi Ayahku tidak gampang menyerah. Ia akan mencoretku dari
daftar warisan dan tidak akan membiarkan aku hidup tenang sampai aku bersedia
dijodohkan" Kris berhenti sejenak melihat ekspresi Sena yang mengatakan
kau-dijodohkan-juga-berarti-kita-senasib. lalu Kris kembali melanjutkan
pembicaraannya “dan aku akhirnya bilang, kalau aku sudah memiliki kekasih dan
akan menikah dalam waktu dekat”
"Aku
mengerti," kata Sena. "Tapi apa hubungannya antara masalahmu itu
dengan mengajakku menikah?" tanyanya
“aku tidak memiliki
kekasih” jawab ku santai
Sena
berdecak. "Lalu kenapa aku, Kris? Banyak yeoja diluar sana yang mau kau
nikahi! Kau kaya dan tampan!"
Kris
menggeleng. "Menikahi yeoja diluar sana terlalu berisiko. Lagipula kasusmu
sama denganku. Kau juga dijodohkan bukan? Lagipula ini hanya pernikahan
pura-pura"
Sena
membelalak "Tapi bagaimana kalau ayahmu, ah ayahku juga jika aku
menyetujuinya jika tahu ini hanya pernikahan pura-pura?"
"Dengar,
Dia takkan tahu. Rencanaku, kalau kau menyetujuinya tentu saja, pernikahan ini
hanya akan berlangsung dua tahun. Setelah itu kau bebas."
Sena
memandang ku, sangsi. aku membalas tatapan Sena, mencoba membuatnya yakin.
"Aku
juga tidak terlalu berharap kau menyetujui rencana konyol ini. Tapi aku tunggu
keputusanmu. Kau bisa datang ke apartemenku” aku meletakan kartu namaku dan
berjalan pergi meninggalkannya setelah membayar pesanan kami.
ooOOoo
Jam 8
malam. Kris baru saja sampai di apartemennya. Merebahkan dirinya di sofa.
Mencoba melepas lelah di tubuhnya. Tapi semua itu ia urungkan karena ia
mendengar ada bel dari arah depan, pasti ada tamu, pikirnya. Ia berjalan malas
untuk membuka Pintu. Saat ia membuka pintu apartemennya, ia disambut oleh mata
biru yang ia akui sangat meneduhkan.
“Sena?”
Kris mempersilahkan Sena masuk dan duduk di Sofanya
"Tentang
pembicaraan di cafe" Sena buka mulut, mata birunya menatap Kris. "Kalau
aku setuju, apa akan ada untungnya bagiku?"
Kris
mengernyit. "Kau tidak akan dijodohkan oleh ayahmu lagi bukan? Dan Kurasa
aku cukup bisa membiayai hidupmu selama dua tahun ke depan. Selama kau menjadi
istiku"
"Yah...
sejak aku meninggalkan Jepang dan menetap disini, aku memang agak kesulitan
untuk membiayai hidupku, makanya aku bekerja di toko kopi. Dan untung saja aku
mendapatkan beasiswa untuk kuliah. Jika kau mau menanggung semua biaya hidupku
selama dua tahun... kurasa aku mau." Sena menatap Kris, agak salah
tingkah.
Kris
menatap Sena. keuangan sama sekali bukan masalah baginya. Lagipula Sena sudah menyetujui, ini satu-satunya
kesempatan yang dia punya."Oke," kata Kris. "Aku akan
membiayai hidupmu selama dua tahun itu."
“Kita
akan membicarakan perjanjiannya” Sena mengangguk "Aku
sudah mengatakan kalau pernikahan palsu kita hanya berlangsung selama dua
tahun. Jadi aku takkan melampaui batas waktu. Jika kau jatuh cinta pada pria
lain sebelum masa pernikahan kita berakhir, aku tidak melarangmu. Kita tinggal di apartemenku dan kita
tidak tidur di kamar yang sama. Tidak ada adegan ranjang atau bersentuhan. Dan di
sini perlu kutegaskan beberapa hal, kau memakai margaku."
“aku juga sudah tah, Kris” “berarti nanti namaku menjadi Wu
Sena? Hahahaha” Sena tertawa geli
"Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Kris
"Kita belum tahu satu sama lain Kris. Ingat. Kita akan
menikah" celetuk Sena. "Kalau begitu sekarang ceritakan tentang
dirimu, Kris"
Kris mengangkat alis. Tapi ia tetap menjawab. "Aku lahir
6 November 19 tahun lalu. Aku kuliah di Seoul National University. aku tidak
punya makanan atau minuman khusus yang kusukai. Aku suka bermain piano. Dan aku
belum pernah pacaran sebelumnya, tapi aku pernah menyukai beberapa gadis”
"Apa?" potong Sena. "Kau belum pernah pacaran?
Dan…kau bilang kau kuliah di Seoul National University? Wah! Aku juga kuliah
disana!” ujar Sena bersemangat
“benarkah? Pantas aku pernah melihatmu” “lalu ceritakan
tentang dirimu, Sena”
“Aku lahir 29 desember 19 tahun lalu. aku suka sekali
menulis. Warna favoritku merah dan…..sebenarnya aku ini anak dari…. Hyuuga neji
dan Haruno Sakura…” lirih Sena
“MWO?!” kris kaget “ jadi kau anak dari Hyuuga Neji?!” “lalu
kenapa kau susah membiayai hidupmu? Aku tahu ayahmu itu orang yang sangat
berpengaruh di Jepang, Sena”
“kan sudah aku bilang jika aku minggat dari Jepang babo! Mana
mungkin aku meminta uang dari ayahku!” “Sudahlah lupakan. Jadi kapan kita
menikah?” Tanya Sena yang masih meredam emosinya
“Minggu depan. Sekarang Ayahku sedang berada di China dengan
Ibuku. Aku akan mengurus persiapannya, gereja, cincin, tamu undangan dan
gaunnya. Kau akan terima beres. bersiaplah”
ooOOoo
Pagi harinya Kris segera menemui Tuan Lee, asisten
keluarganya yang sudah sangat dipercaya
“Tuan Lee”
"Ya tuan muda Kris?" tanggapnya
"Tolong hubungi kantor catatan sipil Korea Selatan dan
juga tanyakan gereja mana di Seoul yang bisa digunakan untuk upacara pernikahan
minggu depan. Dan kalau bisa, tolong buatkan undangan pernikahan sebanyak
mungkin" kata Kris.
Tuan
Lee mengernyit mendengar permintaan tolong Kris. "siapa yang akan menikah,
tuan?"
"aku
dan kekasihku, Sena"
Sena
menuju fakultas Kris tanpa mempedulikan tatapan horror dari seluruh yeoja yang
ada di kampusnya. Ia benar-benar emosi!
“Kris!”
teriak Sena yang melihat kris sedang mengobrol dengan temannya. Tanpa babibu
Sena langsung menarik Kris paksa menuju taman belakang kampus.
"Kupikir pernikahan palsu kita dirahasiakan dari public.
Tapi kenapa satu kampus sudah tahu! Bahkan semua dosen!" geram Sena
“Pernikahan palsu kita memang dirahasiakan. Yang
orang-orang tahu adalah kita benar-benar akan menikah.” jawab kris santai
“sial! Kau tidak tahu tatapan membunuh para fansmu kepadaku
itu Kris! Itu sangat membuatku tidak nyaman!”
“Maaf”
//////////////////////////////////
Aku
sudah menghubungi Ayah dan Ibu dan memberitahunya kalau aku akan menikah di
Seoul. Dia cukup terkejut, tapi aku tidak memberitahunya dengan siapa aku
menikah. Begitu pula dengan Sena. Ia telah memberitahu orangtuanya. Semoga
rencanaku tidak gagal.
Hari
yang dinantipun tiba. Kris sudah begitu banyak mendapatkan tatapan selamat-sebentar-lagi-kau-menikah dari
teman-teman sekampusnya.
"Wow, Kris, lihat ke kamera dong. Kau tampan
sekali…" gumam Chanyeol seraya mengarahkan kameranya ke arah Kris yang
sedang sibuk mematut diri di depan cermin.
"Kapan kau mau berhenti mengambil gambar,
Chanyeol?" desis Kris sebal.
Chanyeol nyengir "Jangan sebal begitu, harusnya kau
berterimakasih karena aku sudah mau jadi seksi dokumentasi pernikahan
istimewamu secara cuma-cuma."
Begitu Kris tiba di gereja, Tuan Lee-lah yang pertama
menyambutnya. "Yang di sana itu,"
tunjuk tuan Lee begitu ia berada di hadapan Kris. “itu orang tua dari Nona
Sena”
Kris
memandang ke arah yang dimaksud Tuan Lee dan mendapati Orangtua Sena dan
Orangtuanya, telah mengobrol tampak akrab.
“Kris”
Panggil Ayahnya ketika melihat anaknya dalam
setelan tux putih. “kenapa kau tidak bilang
jika calon istrimu itu adalah anak dari hyuuga neji, Sahabat lamaku dulu?
Hahaha” Kris mendengus sebal dan pergi meninggalkan ayahnya.
Pendeta
sudah bersiap di posisinya, begitu pula Kris. Ia merogoh saku jasnya,
memastikan kotak cincinnya ada di situ. Kris berdiri di altar, memandang pintu
masuk gereja. Tak disangka dia lumayan gugup juga
Tiga.
Dua.
Satu.
Pintu
gereja terbuka dan masuklah Sena diiringi dengan gadis kecil yang manis yang
memegang ekor gaunnya. Sena tampak sangat cantik dalam setelan wedding mini dress yang menampilkan kaki
jenjang Sena dan serasi dengan tux yang dikenakan Kris. Hadirin bangkit berdiri
dan tersenyum bahagia memandang Sena yang sangat cantik
Sena
sampai di altar dan berdiri berhadapan dengan Kris. Keduanya tampak gugup.
"Wu
Yi Fan, apa Anda bersedia menerima Hyuuga Sena sebagai istrimu dan bersumpah
untuk selalu berada di sisinya dalam suka maupun duka, kaya maupun miskin,
sakit maupun sehat, sampai maut memisahkan kalian?"
"Ya, saya bersedia."
"Dan Anda, Hyuuga Sena, apa Anda bersedia
menerima Wu Yi Fan sebagai suamimu dan bersumpah untuk selalu berada di sisinya
dalam suka maupun duka, kaya maupun miskin, sakit maupun sehat, sampai maut
memisahkan kalian?"
Sena memejamkan matanya, menguatkan tekad, dan
mengatakan, "Ya, saya bersedia”
"Pakaikan
cincin pernikahan pada jari pasangan Anda."
Kris merogoh saku jasnya dan mengeluarkan kotak
putih dari dalamnya. Ia memakaikan cincin dari emas putih itu di jari Sena.
"Sekarang, Anda boleh mencium pasangan
Anda."
Kris bertukar pandang dengan Sena. Mata biru
Sena membelalak ngeri. Kris sama sekali lupa kalau di upacara pernikahan ada
bagian dimana pengantin harus berciuman. Mereka berdua bimbang. Kris memejamkan
matanya, mengutuk dalam hati, dan langsung membenamkan bibirnya ke bibir Sena. Setelah
beberap detik yang sangat menyiksa, Kris melepaskan Sena, membiarkan mata biru
itu memandangnya marah dengan wajah merah padam sementara hadirin bertepuk
tangan. Hidup barunya telah tiba. Sekarang Dia, Wu sena.
TBC